Permainan tradisional adalah permainan yang telah ada dan dimainkan oleh masyarakat dalam budaya tertentu selama berabad-abad. Permainan tersebut sering kali diwariskan dari generasi ke generasi dan memainkan peran penting dalam mempertahankan warisan budaya suatu daerah, termasuk di Indonesia yang dikenal dengan beragam warisan budayanya.
Permainan tradisional cenderung sederhana dan menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia di sekitar masyarakat. Mereka sering melibatkan keterampilan fisik, strategi, kecerdasan, dan kerjasama antar pemain. Selain itu, permainan tradisional juga dapat mengajarkan nilai-nilai sosial seperti kebersamaan, kerja tim, kejujuran, dan semangat sportivitas.
Permainan tradisional memiliki nilai penting dalam menjaga dan melestarikan budaya dan identitas suatu masyarakat. Meskipun teknologi dan permainan modern telah berkembang pesat, permainan tradisional tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya dan sering kali diadakan dalam acara-acara khusus, festival, atau kegiatan masyarakat.
Salah satu upaya untuk melestarikan permainan tradisional ialah dengan memperkenalkannya kepada generasi-generasi millenilal saat ini. Pada tanggal 23 Mei sore, sekolah menyambut kunjungan istimewa mahasiswa/i dari Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam, UIN Alauddin Makassar. Bersama dengan dosennya, Mastanning, S.Hum., M.Hum, para mahasiswa/i memperkenalkan kepada seluruh siswa beberapa permainan klasik yang dulu dimainkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan. Kunjungan ini menjadi momen yang penuh semangat dan inspiratif bagi seluruh siswa yang terlibat.

Para mahasiswa tiba di sekolah dengan penuh antusiasme dan membawa serta berbagai permainan tradisional yang dikenal di Sulawesi Selatan. Permainan yang diperkenalkan tersebut masih dapat disaksikan di masa saat ini, dan sebagian lagi sudah sulit dijumpai di masyarakat perkotaan, namun mungkin saja masih eksis dimainkan di beberapa daerah. Permainan yang ditunjukkan oleh mahasiswa/i ialah:
- Mallogo (Permainan Batok Kelapa)
- Mabaguli’ (Main Kelereng)
- Terompa (Bakiak)
- Asing (Menghadang)
- Ma’gecci’ (Main Karet)




Dengan penuh semangat, siswa-siswa mulai belajar dan mencoba permainan-permainan tersebut. Permainan seperti “Mallogo”, menarik perhatian siswa karena penggunaan strategi dan kecermatan dalam memainkannya. Bagi sebagian siswa, permainan ini masih baru pertama kali mereka mainkan. Dalam permainan ini, siswa harus cermat memukul tempurung kelapa kering yang dibentuk segitiga (logo) dengan menggunakan pemukul dari bambu, berbentuk seperti pemukul golf. Permainan ini mengajarkan kepada siswa konsentrasi/fokus kepada target yang disasar.
Selain itu, “Asing” juga menjadi permainan yang heboh dimainkan. Dalam permainan ini, siswa harus bekerja sama dalam tim untuk memenangkan pertandingan. Mereka belajar tentang pentingnya kerjasama, komunikasi, dan keberanian dalam menghadapi tantangan.
Selama kunjungan tersebut, suasana sore pada hari itu di sekolah penuh keceriaan dan semangat. Semua terlibat dalam permainan dengan antusias, tertawa riang, dan saling mendukung satu sama lain. Mereka berusaha memahami dan menghargai budaya Sulawesi Selatan yang diwakili oleh permainan tradisional tersebut.
Tidak hanya siswa, tetapi juga guru dan pembina pesantren ikut serta dalam acara ini. Mereka dengan senang hati, sambil bernostalgia, mendampingi siswa dalam belajar dan memainkan permainan tradisional tersebut. Ini menciptakan ikatan yang lebih erat antara siswa dan guru, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya.
Kunjungan mereka memberikan dampak yang signifikan bagi seluruh siswa. Mereka tidak hanya mendapatkan pengalaman bermain permainan tradisional baru, tetapi juga belajar tentang pentingnya melestarikan warisan budaya dan kebersamaan. Semangat dan inspirasi yang ditunjukkan oleh mahasiswa tersebut memotivasi siswa untuk menjaga dan menghargai permainan tradisional serta budaya mereka sendiri.
Harapan kami dengan mempertunjukkan permainan-permainan tradisional ini ialah agar siswa di SMP TI Matahari yang juga pesantren ini dapat mengenal dan mempertahankan eksistensi permainan tradisional di tengah pengaruh berlebihan pada gadget, karena permainan tradisional mengajarkan banyak hal seperti kerja sama, menejemen dn kreativitas serta terjalinnya interaksi sosial dengan baik, kata Ibu Mastanning, dosen pendamping mahasiswa.
Kunjungan mahasiswa/i dari Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam, UIN Alauddin Makassar menjadi momen yang menginspirasi bagi siswa-siswa sekolah kami. Mereka belajar tentang nilai-nilai sosial, strategi, dan kerjasama melalui permainan-permainan tersebut. Acara ini menguatkan ikatan antara siswa, guru, dan staf sekolah, sambil meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya mereka. Semoga kunjungan semacam ini dapat terus dilakukan untuk menjaga dan mempromosikan keberagaman budaya di kalangan generasi millenial saat ini.