Pemerintah Indonesia sering kali melakukan reformasi kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Demikian juga dengan pemerintah di negara-negara lainnya. Kurikulum 2013 adalah salah satu contoh yang masih sangat familiar didengar di dunia pendidikan. Kurikulum 2013, dalam konteksnya bertujuan untuk mengalihkan pendidikan dari pendekatan yang sangat kurikuler ke pendekatan yang lebih kontekstual dan berpusat pada siswa (student-oriented).
Tidak ada kurikulum yang statis, ia bersifat dinamis, mengikuti zamannya. Beberapa tahun lalu, kembali pemerintah Indonesia meluncurkan sebuah program pendidikan yang bernama “Kurikulum Merdeka”, adalah sebuah inisiatif yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia pada tahun 2020. Program ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas lebih kepada sekolah dalam merancang kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa. Artinya, kurikulum ini memberikan kebebasan kepada sekolah untuk menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik dan kebutuhan siswa di tingkat lokal.
Salah satu fokus utama dari Kurikulum Merdeka adalah pengembangan kompetensi siswa yang lebih holistik, dengan memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kurikulum ini juga diharapkan dapat mendorong kreativitas, inovasi, dan keaktifan siswa dalam proses belajar. Konsepnya sangat sesuai dengan konsep kekinian dan futuristik. Meskipun demikian, tetap mesti ada pemahaman yang komprehensif dimiliki oleh setiap sekolah akan kurikulum tersebut. Oleh karena itu, SMP/SMA TI Matahari melaksanakan kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang dilaksanakan hari ini (Sabtu, 05/08) di Gedung BLK-K Pesantren Matahari. Materi workshop disampaikan oleh Bapak Indra Jaya dan dihadiri oleh beberapa guru yang berkesempatan hadir.

Workshop IKM ini bertujuan memberikan pemahaman, keterampilan, dan panduan kepada para pendidik, kepala sekolah, dan stakeholder terkait dalam menerapkan konsep dan prinsip Kurikulum Merdeka secara efektif di lingkungan pendidikannya. Beberapa hal teknis juga disampaikan di antaranya bagaimana menyusun kurikulum yang fleksibel, pengembangan metode dan materi pembelajaran inovatif, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, pengembangan profesionalisme pendidik, dan lainnya.