GURU IALAH PAHLAWAN TANPA TANDA JASA
Semalam para siswa terlihat sibuk mempersiapkan segala hal untuk memperingati Hari Guru esok hari. Ada yang terlihat sedang memasak nasi tumpeng, telur, dan segala panganannya. Ada juga yang terlihat sedang gladi upacara di lapangan. Semuanya sibuk malam itu di sekolah/pesantren.
Pagi harinya (25/11), semua siswa sudah terlihat rapi berseragam pramuka. Para guru mengenakan batik seragam. Mereka semua berupacara memperingati Hari Guru. Komandan upacara ialah bapak guru Akbar, sementara inspektur upacara ialah bapak kepala sekolah, Muhammad Yunus. Pada hari ini, semua pelaksana upacara ialah semua guru, termasuk para pengibar Bendera Merah Putih, yakni Bu Dewi, Lisa, dan Astini. Siswa dan Guru melaksanakan upacara ini dengan penuh hikmat.
Setelah upacara, nasi tumpeng dan segala panganannya yang telah disiapkan siswa semalam disajikan khusus kepada Guru mereka. Bahkan, mereka juga telah menyiapkan sebuah karya AI yang dipresentasikan di layar untuk menghibur Guru mereka. Semua bersantap dan menikmati hiburan bersama.



Guru ialah manusia yang memanusiakan. Sehingga menjadi seorang Guru memang tidak mudah tanpa menjiwai dengan penuh apa tugas dan tanggung jawab sebagai seorang Guru. Semoga dengan peringatan Hari Guru ini semua Guru di Indonesia, khususnya di sekolah ini terus dapat menjadi pendidik yang mulia yang dapat melahirkan manusia-manusia yang berakhlak dan berbudi pekerti yang baik.
Mengutip semboyan Ki Hadjar Dewantara:
“Tut wuri handayani, Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso”
Ing Ngarso Sung Tulodo artinya menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Ing Madyo Mbangun Karso artinya meskipun sibuk seseorang harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Tut Wuri Handayani artinya seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang.