Sosialiasi Akreditasi & Supervisi Sekolah

Menindaklanjuti rapat persiapan visitasi sekolah, SMP TIM menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Akreditasi dan Supervisi Sekolah Tahun 200. Pada kegiatan ini, sekolah mengundang 2 orang narasumber yakni Pak Yasin selaku pengawas dan Muhammad Dahlan selaku Kordinator Pelaksana Akreditasi (KPA) dan asesor. Kegiatan ini diarahkan langsung oleh Kepala Sekolah yang mana, menurutnya, dengan adanya kegiatan ini kita semua dapat mengenal lebih dalam lagi instrumen akreditasi sekolah.

Pada kesempatannya, Pak Yasin menyampaikan agar sekolah itu dapat menciptakan sekolah yang nyaman. Menurutnya, sekolah mesti berusaha terus menghadirkan situasi nyaman, baik itu lingkungan maupun suasana belajar dan santai. Jadi, tambahnya, sekolah mesti memprioritasikan program kerja yang mana dapat menciptakan suasana nyaman yang dimaksud. Misalnya, pelestarian taman yang diprogramkan secara berkala, dekorasi di depan dan di dalam kelas, melestarikan sarana-sarana lainnya yang ada di sekolah, termasuk seluruh aktifitas yang dapat menciptakan suasana nyaman, baik buat guru dan tenaga pendidik maupun peserta didik, misalnya berkunjung ke tempat lain yang selain mengandung unsur rekreasi juga mendapatkan pengalaman dan pelajaran baru.

Pengawas sekolah (Yasin)

Terkait dengan pembelajaran, pengawas menjelaskan secara singkat terkait Profil Pelajar Pancasila. Di mana pada profil tersebut ada 6 dimensi, yakni: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif. Dalam penjelasannya, beliau menyampaikan bahwa ketika guru mengajar sebaiknya selalu memperhatikan dimensi-dimensi tersebut di atas. Ia menekankan, bagaimana guru dapat lebih fokus pada pembentukan karakater peserta didik.

Dalam kesimpulan pemaparannya, Yasin menyampaikan bahwa agar bagaimana semua pihak yang ada di sekolah dapat mewujudukan rasa nyaman selama berada di SMP Teknologi Informasi Matahari.

Sementara itu, pemateri kedua, Muhammad Dahlan selaku KPA dan asesor sekolah menyampaikan materi yang juga sangat penting yakni persiapan akreditasi. Memulainya, ia menyambung dari pemateri pertama bahwa “hadirkan rasa nyaman dalam diri (hati) sendiri”. Ini seperti konsep “Merdeka Belajar” yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, agar bagaimana sekolah di era saat ini dapat menghadirkan suasana belajar mengajar yang jauh lebih baik lagi. Tambahnya, sekolah mesti memanfaatkan IT untuk berkembang, misalnya kegiatan-kegiatan atau prestasi-prestasi yang telah diraih di sekolah sebaiknya dimunculkan di media. Dengan begitu, sekolah dapat dikenal luas di masyarakat.

KPA dan asesor (Muhammad Dahlan) sedang memaparkan materi

Pada pemaparannya, Dahlan menggambarkan indikator-indikator penilaian yang ada pada aplikasi SisPenA (Sistem Penilaian Akreditasi). Sebelum itu, tekannya, data sekolah sebaiknya di-update terlebih dahulu sesuai dengan kondisi saat ini. Misalnya, lokasi, denah, luas tanah, dan sebagainya di DAPODIK (https://ptk.datadik.kemdikbud.go.id/). Data ini penting bagi asesor sebelum terjun langsung melakukan visitasi ke sekolah yang akan diakreditasi.

Setiap Daftar Isian Akreditasi (DIA) yang ada pada SisPenA, sebaiknya dicermati dengan baik oleh sekolah dan memasukkan data-data yang sesuai dengan isiannya. Pada daftar tersebut ada lebih 30 butir, di mana tiap-tiap butir tersebut ada butir-butir turunannya. Daftar isian ini nantinya juga akan dikirimkan dan diterima kepada asesor. Berbeda dengan sistem akreditasi sebelumnya, kali ini akreditasi sekolah lebih ke arah konfirmasi. Maksudnya, dokumen-dokumen yang diterima oleh asesor dari pihak sekolah akan dikonfirmasi ketika visitasi di sekolah. Misal, dokumen kualifikasi guru yang diunggah pada SisPenA, apa betul sesuai dengan yang ada di lapangan. Contoh lainnya, proses pembelajaran, apakah setiap pihak yang dikonfirmasi memberikan jawaban yang sama/serupa. Dari konfirmasi tersebutlah, asesor nantinya akan memberikan pertimbangan/penilaian terhadap sekolah yang divisitasi.

Selain memaparkan dengan sangat rinci setiap indikator penilaian, Dahlan juga memberikan banyak pengalaman pribadinya sebagai asesor selama ini yang dapat dijadikan sebagai persiapan akreditasi SMP TIM nantinya. Misalnya, pengalamannya memvisitasi di salah satu sekolah di daerah ini di mana ada ketidaksesuaian antara data yang diberikan dengan hasil konfirmasinya di sekolah tersebut. Nah, hal-hal seperti ini yang mestinya tidak terjadi jika sekolah lebih cermat dan teliti mempersiapkannya, katanya.

Guru dan tenaga kependidikan menyimak materi dari pemateri

Pada penutupnya, ia menyampaikan bahwa penilaian akreditasi ini adalah pengakuan dan pengakuan itu sebenarnya berasal dari sekolah itu sendiri. Ia juga berharap agar SMP TIM dapat segera menyiapkan dengan baik dokumen-dokumen pada butir-butir di DIA dan semoga mendapatkan pengakuan tersebut. Melalui kegiatan hari ini, guru dan tendik mendapatkan banyak pelajaran baru. Bahwa, akreditasi sekolah merupakan hal penting di setiap lembaga pendidikan, termasuk di jenjang SMP. “Siswa adalah pembelajar, ajari siswa kita dengan baik”, pungkasnya.

Dari pemaparan dan interaksi kedua narasumber dengan pihak sekolah, SMP TIM sudah semestinya memanfaatkan momentum ini untuk segera menyiapkan dokumen-dokumen akreditasi mengingat SMP ini telah menyelenggarakan pendidikan sudah jalan hampir 3 tahun ini. Semoga.

You might also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *